Tema Semangat Melawan Penjajah Dari Sastrawan Trisnoyuwono

Trisnoyuwono lahir di Yogyakarta tanggal 5 Desember 1926 dari seorang ayah bernama Kadim Hardjoprawiro yang merupakan seorang mandor listrik. Trisnoyuwono terlahir sebagai anak sulung dari 4 bersaudara. Ia merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga.Trisnoyuwono merantau ke Jakarta pada tahun 1950. Enam tahun kemudian dia menikah dengan gadis asal Tegal yang bernama Sulasmi Sumadi pada tanggal 28 Juli 1956. Tidak lama setelah pernikahan pertamanya itu, dia menikah lagi dengan seorang gadis Sunda yang bernama Nunung Malia Atmawijaya. Hubungan kedua istrinya itu sangat baik, keduanya seperti bersaudara. 

Perkawinan Trisnoyuwono dengan Sulasmi dikaruniai 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Anak pertamanya bernama Tristanti Mitayan dan anak keduanya bernama Tristan Indrawan. Perkawinannya dengan Nunung dikaruniai dua orang putra, yaitu Tristian Wirawan dan Tristianti Sintawardani. Trisnoyuwono memberikan rumah kepada kedua istrinya. Istri pertamanya, Sulasmi, disediakan rumah di kompleks Wartawan III/35, Bandung, dan istri keduanya, Nunung disediakan rumah di daerah Bale Endah, Bandung. Pendidikannya hanya SMA karena terhalang revolusi. Trisnoyuwono memasuki Tentara Rakyat Mataram pada tahun 1946 dan terjun dalam berbagai pertempuran di Jawa, kemudian menjadi anggota TNI Divisi Siliwangi dari tahun 1950 sampai 1953. Keluar dari dinas tentara kemudian aktif menulis.

Akhirnya menjadi wartawan harian Pikiran Rakyat. Pengalaman-pengalamannya dalam revolusi dan semasa menjadi tentara banyak dituangkan dalam cerita pendek maupun novelnya. Karya-karya sastra Trisnoyuwono menduduki tempat yang unik dalam sastra Indonesia karena baru dialah yang memasukkan kehidupan kaum militer di luar revolusi dalam karya-karyanya.

Mula-mula menulis cerpen dalam majalah-majalah hiburan, antara lain dalam majalah sastra dan budaya. Karya-karyanya adalah: Laki-laki dan Mesiu (1957), Angin Laut (1958), Di Medan Perang (1962), Kisah-kisah Revolusi (1965), yang semuanya itu merupakan kumpulan cerita pendek. Adapun novel-novelnya adalah: Pagar Kawat Berduri (1961), Biarkan Cahaya Matahari Membersihkanku Dulu (1966), Surat-surat Cinta (1968), Bulan Madu (1962), Peristiwa-peristiwa Ibu Kota Pendudukan (1970), Petualang (1982). Ada sebuah novelnya yang belum dibukukan, yakni Ambarawa. Trisnoyuwono meninggal tanggal 29 Oktober 1996. 

Komentar

Postingan Populer