Novel Hati Yang Damai Karya Nh. Dini

Novel Hati Yang Damai adalah salah satu novel karangan Nh. Dini. Novel ini mengangkat cerita tentang kebimbangan seorang istri dalam gejolak cinta bersama 3 pria yang mencintainya. Nh. Dini berhasil menciptakan sebuah suguhan yang dapat menyentuh hati pembaca. Novel ini menyajikan cerita tentang hati yang kehausan cinta, hati yang berusaha memungkiri rasa cinta yang dimilikinya, serta kegalauan hati seorang istri tentara yang berkepanjangan. Novel ini juga mengangkat sebuah cerita tentang ketulusan cinta. 

Novel Hati Yang Damai diterbitkan pertama kali oleh Nusantara Bukittinggi tahun 1961, kemudian mulai cetak kedua tahun 1976 diterbitkan oleh Dunia Pustaka Jaya dan sejak tahun 2002 diterbitkan oleh Grasindo, Jakarta.  Dapat dipahami apabila novel ini menjadi penting karena pengarang wanita pada masa itu masih terbilang langka. Yang muncul pada waktu itu adalah Titis Basino, Surtiningsih, Hartini, tetapi tidak tampak perkembangannya kemudian. 

Novel Hati Yang Damai menyuguhkan cerita tentang kegalauan hati seorang istri penerbang yang bertemu lagi dengan kekasih-kekasihnya justru di saat sang suami berada jauh di luar rumah. Namun, pada akhirnya sang tokoh menemukan kedamaian hati dalam keluasan hati sang suami.

Tokoh utama itu adalah Dati yang mulanya menjalin cinta dengan Sidik, tetapi Nardi sebagai sahabat Sidik ternyata juga menaruh hati kepada Dati. Dati tidak mau melukai perasaan keduanya sehingga ia memutuskan hubungan dengan keduanya secara baik-baik. Kemudian Dati berpindah ke kota lain dan kemudian menikah dengan penerbang yang bernama Wija. Dalam perjalanan kehidupan Dati yang tenang, tiba-tiba Sidik muncul kembali sebagai seorang pejabat yang berkedudukan tinggi, tetapi akhirnya Dati mengetahui bahwa Sidik ternyata terbiasa tidur dengan perempuan komersial yang berkelas, salah satunya adalah kakak ipar Dati sendiri, yaitu Asti.

Tidak lama kemudian Wija mengalami kecelakaan dalam sebuah pendaratan pesawat sehingga harus dirawat di rumah sakit. Secara kebetulan, dokternya adalah Nardi yang dulu pernah menaruh hati kepada Dati. Akan tetapi, Nardi dengan jujur menghargai Dati sebagai istri Wija. Pada akhirnya, Dati tetap berada dalam rangkulan kasih sayang Wija setelah terjadi pergolakan hati yang panjang.

Sang penulis novel Hati Yang Damai berhasil menciptakan sebuah karya yang dapat menyentuh hati setiap orang yang membacanya. Dengan kehalusannya Nh. Dini berhasil menyihir pembacanya untuk lebih mengetahui tentang hati yang haus akan cinta dan hati yang mengalami kegalauan karena cinta. Di sini Nh. Dini menyuguhkan cerita lain tentang cinta segi empat yang penuh dengan pertarungan hati sang tokoh wanitanya. Kita dapat ikut merasakan kegalauan hati tersebut, karena bahasa yang dipakai Nh. Dini tidak rumit dan mudah untuk dipahami. Nh. Dini juga menyuguhkan sebuah ketulusan cinta yang diberikan sang suami kepada sang istri, bahwa ketulusan cinta dan kesabaran akan menghasilkan sebuah keadaan yang jauh lebih baik dan penuh dengan cinta, walaupun cinta itu kadang datang terlambat.  

Novel Hati yang Damai menurut Jakob Sumardjo (1982), temanya adalah penyelewengan seorang istri, setingnya penghidupan sebuah keluarga penerbang, gaya ceritanya naratif oleh orang pertama (aku). Imaginasinya kaya dalam bentuk realisme dengan catatan kita bisa menebak macam apa cerita yang disuguhkan novelis wanita kita yang terkemuka ini. Memang sepintas nampaknya seperti novel ringan yang biasa disajikan oleh majalah hiburan karena kecenderungan yang memudahkan persoalan hidup. Dalam jenis cerita hiburan ini seorang istri yang tidak setia selalu ditempatkan pada kondisi yang memungkinkannya, misalnya si istri ternyata bersuami seorang pelaut atau si suami sibuk mengurus pekerjaan atau si suami impoten. Suatu dasar yang dengan mudah dicerna logika. Begitu pula novel Dini ini. Kecenderungan tidak setia seorang istri penerbang yang pada waktu itu sedang sibuk dibebani tugas berperang di "Barat" (Sumatra Barat pada masa PRRI). Suatu seting kehidupan yang nyaris bersifat pop, tetapi dalam novel ini ada hal yang unik dan mengejutkan. Akhir cerita dikunci dengan kesadaran seorang istri yang tidak setia di luar dugaan kita. Inilah nilai sastra novel ini. Plot cerita yang didasarkan pada penukikan psikologi tokoh-tokohnya. Dari sana digali titik tolak perbuatan-perbuatan manusia yang bisa dialami siapa saja. Arwan Tuti Artha (1983) dalam artikelnya "Ketelitian Bertutur dan Seleksi yang Ketat", bahwa kelebihan Dini adalah ketelitian dalam bertutur dan mencoba selalu tidak lepas dari tema percintaan, kehidupan rumah tangga, dan pembentukan 'organ' keluarga. Hal itu pernah dicobanya dalam menceritakan Dati pada novel Hati yang Damai. Persoalan yang ditampilkan, misalnya, perkawinan atas dasar cinta sepihak dapatkah membawa kebahagiaan dan kerukunan? Hal tersebut terjawab pada akhir cerita. Dati pada akhirnya dapat menerima cinta Wija dengan dilandasi oleh saling pengertian antara keduanya.

Komentar

Postingan Populer